Cara Menghindari Penyesalan
Cara Menghindari Penyesalan
Cara menghindari penyesalan – Kita semua punya mimpi. Hampir semua orang pernah membayangkan dirinya sendiri dan melamun yang cenderung membayangkan tentang masa depan; orang yang kita diam-diam inginkan untuk menjadi pasangan kita dan kehidupan yang kita harapkan. Tapi kita cenderung untuk memilih menjalani dengan apa adanya. Itu mungkin hal yang baik; membuat terlalu banyak perubahan sudah pasti bukan resep untuk sukses.
Namun, ada sisi sebaliknya dari merasa aman dengan menjalankan hidup apa adanya. Ini dapat membawa kita ke dalam penyesalan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Personality and Social Psychology Bulletin, penyesalan terbesar orang biasanya jatuh ke dalam beberapa kategori yang cukup biasa. Kesempatan melewatkan pendidikan merupakan jenis yang paling umum dari penyesalan. Menyesal tentang karir adalah jenis yang paling umum kedua, diikuti oleh masalah asmara dan orangtua.
Tapi fakta yang paling menarik tentang penyesalan hidup adalah peluang yang orang harapkan akan mereka ambil, tapi tidak. Ini memberikan pengaruh yang jauh lebih kuat pada orang-orang dalam jangka panjang dan terkadang membebani mereka selama bertahun-tahun. Jadi apa yang dibutuhkan untuk mendorong kita bertindak atas impian kita dan menjadi orang yang kita inginkan?
Dalam buku Supersurvivors: The Surprising Link Between Suffering and Success, terdapat hasil wawancara orang-orang yang telah mengubah hidup mereka dengan cara yang luar biasa di tengah trauma dan tragedi. Salah satunya adalah seorang desainer dan perencana kota bernama Candy Chang. Dia membuat hidupnya sukses, tetapi tidak terlalu memikirkan makna hidupnya sampai teman dekatnya tiba-tiba meninggal. Untuk pertama kalinya, ia secara naluriah menyadari bahwa apa pun bisa terjadi kapan saja dan bahwa kehidupan bisa menjadi lebih pendek dari yang kita antisipasi. Dia memotivasi dirinya untuk pindah ke New Orleans tak lama setelah Badai Katrina.
Lingkungannya terpukul keras oleh badai dan ia merasa seolah-olah apa yang dibutuhkan adalah pusat untuk menangani emosi. Jadi dia dan beberapa temannya bangun di suatu pagi dan membawa seember cat papan tulis ke salah satu rumah yang paling hancur. Bersama-sama, mereka membalik seluruh sisi rumah menjadi papan tulis besar. Di bagian atas, dia menulis dengan cat putih: “Sebelum saya mati saya ingin …” dan membiarkan 80 garis kosong di bawahnya, meninggalkan kapur di tempat tersebut untuk orang-orang yang mau memberi jawaban. Dia terkejut ketika keesokan harinya menemukan bahwa orang-orang telah mengisi setiap satu dari bagian yang kosong, dengan respon:
- “Saya ingin melihat anak saya lulus”
- “Saya ingin menemukan pasangan yang bisa menemani saya”
- “Saya ingin mendaki gunung”
Dia menghapusnya dan hari berikutnya itu telah diisi lagi. Dinding ini sekarang menjangkau lebih dari 60 negara dan telah dibuat dalam lebih dari 30 bahasa.
Untuk 80 orang yang mengisi kekosongan tersebut setiap hari, tepat di bawah permukaan berdiam mimpi yang bermakna. Mungkin seperti itu bagi kebanyakan dari kita. Tapi kita mungkin tidak selalu sepenuhnya berhubungan dengan impian kita, dan sebagian besar waktu kita tidak bertindak untuk mencapainya. Ada sesuatu tentang merenungkan kematian kita yang memungkinkan kita untuk mengakses mimpi dengan cara yang lebih jelas dan memotivasi.
Ini tidak hanya pengamatan kasual. Peneliti psikologi Philip Cozzolino dari University of Minnesota, bersama dengan Angela Staples, Lawrence Meyers, dan Jamie Samboceti, melakukan serangkaian percobaan di mana mereka meminta peserta untuk merenungkan kematian dengan cara sangat pribadi. Tidak hanya mendorong peserta untuk membayangkan kematian mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk merefleksikan kehidupan yang mereka inginkan sampai saat itu. Akibatnya, peserta yang biasanya yang berorientasi pada tujuan ekstrinsik (misalnya, uang dan ketenaran) menjadi tidak terlalu serakah dan lebih spiritual. Singkatnya, mereka mulai bertindak dengan cara-cara yang lebih benar seperti yang mereka inginkan.
Hampir tidak ada yang menentu dalam hidup. Langkah pertama yang penting adalah dengan membawa diri kita ke dalam kontak dengan apa yang benar-benar penting bagi kita, dan menganggapi mimpi dan keinginan secara serius.
Sumber: MindBodyGreen
Semoga informasi ini berguna. “Share if you think its great information & Like our FB Page”