Ketika Orang Tua Terpisah

0
Ketika Orang Tua Terpisah

Bagaimana Anak Bisa Terpengaruh Ketika Orang Tua Terpisah

Anak-anak tidak memiliki pikiran yang berkembang sama seperti orang dewasa; mereka tidak memiliki emosional yang sangat kuat dan perlu diperhatikan. Mereka mengamati dan belajar dari orang tua mereka. Oleh karena itu, jenis lingkungan yang orang tua ciptakan bagi anak-anak mereka di rumah sangatlah penting. Ketika anak-anak melalui fase di mana orang tua mereka semakin terpisah, mereka juga menderita ketika diminta untuk menentukan pilihan mau ikut ayah atau ibu mereka. Berikut adalah 5 cara anak-anak bisa terpengaruh ketika orang tua terpisah.

Ketika Orang Tua Terpisah

  1. Perasaan rendah diri

Beberapa anak beradaptasi dengan lingkungan pasca-perceraian sementara beberapa anak-anak berjuang dan memiliki waktu yang sulit. Harga diri yang rendah dan kurangnya rasa percaya diri adalah efek umum yang terjadi pada anak-anak yang telah dipisahkan orang tua. Mereka merasa malu dan tidak bisa menerima hal ini. Itu membuat mereka merasa acuh tak acuh di depan orang lain. Ada kemungkinan bahwa teman-teman sebaya mereka akan mengolok-olok anak-anak tersebut.

  1. Perasaan tidak aman

Orang tua yang berpisah menyebabkan berbagai perubahan dalam kehidupan anak. Anak harus berakhir hidup dengan salah satu orang tua dan mereka merasa mereka telah kehilangan sesuatu. Mereka merasa bahwa ada ikatan keluarga yang hilang, mereka tidak dapat memiliki kedua orang tua pada saat yang sama bersama-sama. Hal ini biasanya membuat mereka merasa sangat tidak aman karena mereka telah kehilangan hubungan yang paling penting ketika mereka menjadi bagian dari keluarga mereka sendiri.

  1. Kemarahan dan agresif

Kemarahan cenderung menjadi jenis tindakan yang ditunjukkan oleh anak-anak yang menghadapi perpisahan orang tua mereka. Emosi bisa keluar dalam bentuk apapun. Menjadi mudah marah, agresif, melakukan kekerasan, dan memberontak merupakan beberapa efek yang dialami oleh anak setelah orang tua mereka berpisah.

  1. Terus menarik diri dan juga berdiam diri

Ada kemungkinan bahwa setelah melalui perpisahan orang tua mereka, anak akan mulai menarik diri. Mereka ingin dibiarkan sendiri; mereka akan berhenti berkomunikasi dengan teman dan keluarga mereka. Mereka ingin mengisolasi diri dan hidup di dunia mereka sendiri.

  1. Depresi dan kesedihan

Ini adalah emosi yang sangat jelas akan terlihat pada anak-anak setelah melalui perpisahan orang tua mereka. Mereka akan merasa low, sedih dan marah pada sebagian besar waktu. Mereka tidak akan dapat fokus pada pekerjaan atau bermain. Hal ini sangat penting bagi mereka untuk keluar dari situasi tersebut sesegera mungkin dan ini adalah tanggung jawab dari orang tua.

Perpisahan hampir selalu menimbulkan stres pada anak-anak. Kebanyakan anak tidak ingin orang tua mereka untuk berpisah (kecuali pernikahan itu penuh konflik yang intens dan kemarahan atau sumber lain dari penderitaan yang tidak cocok bagi anak-anak). Perpisahan juga dapat menciptakan keregangan pada hubungan orang tua dan anak, menyebabkan kehilangan kontak dengan salah satu orang tua, membuat kesulitan ekonomi, dan meningkatkan konflik antara orang tua. Untuk semua alasan ini, kebanyakan anak-anak mengalami kesulitan selama transisi perpisahan. Berapa lama transisi berlangsung tergantung pada seberapa tenang atau seberapa kacaunya Anda dan mantan pasangan Anda dalam menanganinya. Orang tua yang melakukan pekerjaan yang baik ketika mengelola tekanan perpisahan bagi anak-anak sering terkejut dengan seberapa cepat anak-anak mereka membuat penyesuaian.

Sumber: Magforwomen & Emeryondivorce

Semoga informasi ini berguna. “Share if you think its great information & Like our FB Page

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.